Macapat merupakan lagu dalam bahasa Jawa yang membahas tentang kehidupan manusia. Tembang macapat biasanya berisi perasaan, ide, pengalaman, semangat dan nasihat dari penulis lagu.
Masyarakat Jawa pada jaman dahulu sangat mengenal jenis jenis tembang macapat. Bagi masyarakat Jawa, tembang macapat bukan hanya sekedar kesenian daerah.
Hal ini karena kandungan dan isi tembang macapat berfungsi sebagai sarana memberi nasihat (pitutur luhur), pembawa amanat, media dakwah dan alat pendidikan.
Selain itu, isi tembang macapat berupa pesan moral sejak manusia dilahirkan hingga kembali pada yang Maha Kuasa. Hal inilah yang menjadikan tembang macapat penting bagi masyarakat Jawa.
Jenis tembang macapat ada 11 yaitu tembang maskumambang, mijil, sinom, kinanthi, asmarandana, gambuh, dhandanggula, durma, pangkur, megatruh dan pocung.
Pada pembahasan kali ini kita akan menjelaskan pengertian, arti pangkur, watak, paugeran, contoh tembang dengan berbagai tema, syair tembang, lirik tembang pangkur, gancaran, makna dan ciri ciri tembang pangkur. Berikut pembahasannya!
Daftar Isi
Arti Tembang Pangkur
Pengertian tembang pangkur adalah jenis tembang yang memberikan gambaran bahwa manusia akan menghadapi suatu tahap ketika dia akan mundur dari kehidupan duniawinya.
Pengertian dari segi bahasa, pangkur artinya “mungkur” tegese mundur, mengundurkan diri atau menyingkirkan hawa nafsu negatif duniawi.
Sedangkan dalam serat purwaukara, arti pangkur adalah buntut atau ekor. Karena itu, pangkur kadang disebut sasmita atau isyarat tut pangkur yang artinya mengekor, diartikan juga tut wuri dan tut wuntat yang artinya menjajaki.
Ada juga yang mengatakan pangkur berasal dari kata “punggawa” dalam golongan kependetaan. Arti kata ini seringkali tercantum dalam macam macam piagam bahasa Jawa kuno.
Watak Tembang Pangkur
Watak tembang macapat pangkur menggambarkan karakter yang gagah, kuat, rendah hati dan watak perkasa . Tembang macapat pangkur cocok digunakan untuk menceritakan tentang perjuangan dan peperangan.
Selain itu, watak yang kuat ini sekaligus menjadi gambaran isi tembang ketika menceritakan seseorang yang siap meninggalkan segala hal negatif yang bersifat duniawi.
Baca Juga : Tembang Gambuh
Paugerane Tembang Pangkur
Semua sekar macapat terikat oleh aturan yang sifatnya baku biasanya disebut paugeran. Aturan ini berupa guru gatra, guru lagu dan guru wilangan.
Berikut penjelasan masing-masing guru gatra, lagu dan wilangan untuk macapat pangkur.
Guru Gatra
Guru gatra adalah banyaknya garis dalam bait tembang. Untuk macapat pangkur, guru gatranya ada 8 baris.
Guru Wilangan
Guru wilangan adalah banyaknya suku kata dalam setiap baris tembang.
Guru wilangan pangkur yaitu 8, 11, 8, 7, 12, 8, 8.
Artinya baris pertama memiliki 8 suku kata, baris kedua 11 suku kata, baris ke tiga 8 suku kata, baris ke empat 7 suku kata, baris ke lima 12 suku kata, begitu seterusnya.
Guru Lagu
Guru lagu adalah jatuhnya akhir suara pada guru gatra (baris tembang).
Guru lagu pangkur yaitu a, i, u, a, u, a, i
Artinya pada baris pertama tembang berakhir dengan huruf vokal a, baris kedua tembang berakhir dengan huruf vokal i, begitu seterusnya.
Contoh Tembang Pangkur
Berikut adalah kumpulan contoh lirik tembang pangkur beserta artinya. Lirik-lirik tembang di bawah ini kami kumpulkan dari beberapa sumber.
Lirik Tembang Pangkur Tema Pendidikan
(Ayo semua rajin membaca) Yaiku maca buku basa jawi (Yaitu membaca bahasa Jawa) Bukune sing werna biru (Bukunya yang berwarna biru) Isine basa krama (Isinya bahasa krama) Ngapalno Krama inggil lan krama alus (Dihafaljan krama inggil dan krama halus) Nganti saget maca lancar (Hingga bisa membaca lancar) Lan ora ngisin-ngisini (Dan tidak mempermalukan) (Anak-anak pada sekolah) Wiwit mbiyen nalika iseh cilik (Dahulu ketika masih kecil) Sregepa anggolek ilmu (Rajinnya mencari ilmu) Wayah esuk lan awan (Mulai dari pagi dan siang) Ngrungokake perintah para guru (Mendengarkan perintah para guru) Lan bisa ngerti agama (Dan bisa mengerti agama) Agama ngersaning Gusti (Agama menyembah Tuhan) (Hidup sekali rusak) Nora mulur nalare ting saluwir, (Tidak berkembang akalnya berantakan) Kadi ta guwa kang sirung, (Seperti gua gelap yang angker) Sinerang ing maruta, (Diterjang angin) Gumarenggeng anggereng anggung gumrunggung (Bergemuruh bergema tanpa makna) Pindha padhane si mudha, (Seperti itulah anak muda kurang ilmu) Prandene paksa kumaki (Namun sangat angkuh) Artinya: Artinya: Artinya: Artinya: Artinya: Artinya: Artinya: Artinya: Artinya: Artinya: Isi tembang pangkur memuat berbagai problematika hidup dengan serba-serbi godaan kehidupan. Pada fase pangkur, manusia akan segera mengetahui kehidupan sejatinya nanti. Makna mendalam dari tembang ini adalah kesadaran manusia bahwa kesejatian hidup berakhir dengan kembali kepada Tuhannya. Sehingga gambaran tembang ini adalah seseorang yang telah berumur senja dimana orang tersebut akan berkaca tentang dirinya, tentang perilakunya, tentang masa lalunya dan tentang Tuhannya. Pada fase pangkur, seseorang akan mulai menyadari dengan meninggalkan segala perilaku buruknya dan fokus untuk menjadi pribadi lebih baik lagi. Oleh sebab itu banyak sekali tembang-tembang macapat pangkur yang berisi nasihat-nasihat pada generasi muda agar tidak lalai menjalani kehidupan. Baca Juga : Tembang Kinanthi Amanat adalah pesan yang ingin di sampaikan pengarang tembang kepada pendengar. Masing-masing tembang memiliki amanat sendiri yang di sesuaikan dengan watak dan tema tembang (tembang). Berikut beberapa amanat yang terdapat pada tembang macapat pangkur: Dalam bahasa Jawa, sasmita berarti pratandha kang ana ing tembang. Pratandha artinya isyarat atau tanda. Sasmitane tembang adalah isyarat yang ada pada tembang. Setiap tembang macapat memiliki sasmita yang berbeda-beda. Hal ini sekaligus menjadi ciri dari tembang itu sendiri. Sasmita biasanya berbentuk kata-kata. Misalnya permen cirinya manis, lengket, memiliki berbagai rasa, warnanya beragam. Jadi ketika mendapat ciri ciri tersebut, secara otomatis tertuju pada permen. Tembang pangkur duweni sasmita antarane yaiku pangkur, pungkur, ungkur, wuntat. Tegese gancaran yaiku ngowahi tembang sing wujude pupuh/pada/bait dadi gancaran utawa prosa/crita. Gancaran adalah mengubah tembang yang wujudnya pupuh/pada/bait menjadi gancaran atau prosa/ cerita. Jadi, isi tembang macapat jika di gancarake akan berubah menjadi sebuah cerita bebas atau prosa. Cara nggancarake tembang: Cara membuat gancaran: Bocah-bocah do sekolah Wiwit mbiyen nalika iseh cilik Sregepa anggolek ilmu Wayah esuk lan awan Ngrungokake perintah para guru Lan bisa ngerti agama Agama ngersaning Gusti Gancarane: Bocah-bocah kabeh padha sekolah. Wiwit biyen nalika iseh cilik nganti saiki kudu sregep golek ilmu. Golek ilmu ing wayah esuk lan awan. Perintahe guru dirungokake supaya bisa ngerti agama. Alaning liyan den andhar Gancarane: Eleke wong liyo disebarno. Apike wong liyo disingitno. Apike awake dhewe disanjung-sanjung. Diomongno nang panggonan umum. Ora ngrasa yen eleke awake dhewe tambah akeh/numpuk. Wong kang duwe watak ngunu ora kene dicidheki. Demikianlah penjelasan seputar pupuh pangkur. Semoga bermanfaat.
Sanyatane mung we reseping ati,
Bungah ingaran cubluk,
Sukeng tyas yen den ina,
Nora kaya si punggung anggung gumunggung,
Ugungan sadina dina,
Aja mangkono wong urip.
Begitulah ilmu yang benar
Sejatinya hanya untuk menentramkan hati
Senang jika dianggap bodoh
Bahagia dihati bila dihina
Tak seperti Si bodoh yang haus pujian
Ingin dipuji tiap hari.Lirik Tembang Macapat Pangkur Tema Nasihat
Sinau supaya dadi wong sugih
Sugih pekarane ilmu
Ora sugih sing liya
ilmu iku penting kanggo anak putu
Supaya ngerti berjuang
Kanggo pangurip sing asli
Ayo sekolah
Belajar agara menjadi orang kaya
Kaya akan ilmu
Tidak kaya yang lain
Ilmu itu penting untuk anak cucu
Agar ngerti berjuang
Untuk kehidupan yang asli
Supaya pikanthuk rahmating gusti
Lan sregepa golek ilmu
Utamaning ilmu agama
Manut nasihat bapak ibu lan guru
Supaya slamet ing dunia
Lan saking karmaning gusti
Ayo teman sholat
Supaya mendapat rahmat dari Tuhan
Dan rajinlah mencari ilmu
Terutama ilmu agama
Menuruti nasihat bapak ibu dan guru
Agar selamat di dunia
Dan mendapat karma Tuhan
Ing becike liyan dipunsimpeni
Becike dhewe ginunggung
Kinarya pasamuan
Nora ngrasa alane dhewe ngendhukur
Wong mangkono wateknya
Nora kena denpedhaki
Kejelekan orang lain disebarluaskan
Sementara kebaikan orang lain disembunyikan
Kebaikan diri-sendiri disanjung sanjung
Dan dibicarakan depan orang umum
Tidak merasa keburukannya bertumpuk
Orang yang mempunyai sifat seperti itu
Tidak layak untuk kau dekati[/su_note]
Kang ketemu ing basa kang basuki
Ingkang lumrah wong puniku
Dhengki srei lan dora
Iren meren dahwen pinasten kumingsun
Opene nora prasaja
Jail mutakil bakiwit
Jaman sekarang sangat sulit sekali.
Menemukan orang yang berperilaku baik.
Kebanyakan orang sekarang itu.
Iri dengki, serakah dan pembohong.
Sombong dan suka mencela orang lain
Jarang sekali ada kejujuran
Banyak terjadi kecurangan
Anyinggahi dugi lawan prayogi
Iku watake tan patut
Awor lawan wong kathah
Wong degsura ndaludur tan wruh ing edur
Aja sira pedhak-pedhak
Nora wurung neniwasi
Jika ada manusia
Yang melupakan pertimbangan nalar
Itu sifat yang tidak patut.
Untuk berbaur dengan orang banyak.
Orang yang tak mengerti adat.
Janganlah kau dekati
Karena menuruti kemauannya sendiri
Nora nganggo peparah lamun angling,
Lumuh ingaran balilu
Uger guru aleman,
Nanging janma ingkang wus waspadeng semu,
Sinamun samudana,
Sesadoning adu manis
Menuruti kemauan sendiri
Tanpa tujuan jika berbicara
Tak mau dikatakan bodoh
Seolah pandai agar dipuji
Namun manusia yang telah mengetahui akan gelagatnya
Malah merendahkan diri
Menanggapi semuanya dengan baik
Sangsayarda denira cacariwis,
Ngandhar-andhar angendukur,
Kandhane nora kaprah,
Saya elok alangka longkangipun,
Si wasis waskitha ngalah,
Ngalingi marang sipingging.
Si bodoh tak menyadari
Semakin menjadi dalam membual
bicaranya ngelantur kesana-kemari
Ucapannya salah kaprah
Semakin sombong bicara tanpa jeda
Si bijak mengalah
Menutupi ulah si bodoh
Akarana karenan mardi siwi
Sinawung resmining kidung
Sinuba sinukarta
Mrih kretarta pakartining ilmu luhung
Kang tumrap ing tanah Jawa
Agama ageming aji.
Membolak-balikkan kata
Karena hendak mendidik anak
Tersirat dalam indahnya tembang
Dihias penuh warna
Agar menjiwai hakekat ilmu luhur
Yang ada di tanah Jawa/nusantara
Agama “pakaian” diriTembang Pangkur Serat Wedhatama
(Membolak-balikkan kata)
Akarana karenan mardi siwi
(Karena hendak mendidik anak)
Sinawung resmining kidung
(Tersirat dalam indahnya tembang)
Sinuba sinukarta
(Dihias penuh warna )
Mrih kretarta pakartining ilmu luhung
(Agar menjiwai hakekat ilmu luhur)
Kang tumrap ing tanah Jawa
(Yang ada di tanah Jawa/nusantara)
Agama ageming aji.
(Agama “pakaian” diri)
Mrih tan kemba kembenganing pambudi
Mangka nadyan tuwa pikun
Yen tan mikani rasa
Yekti sepi sepa lir sepah asamun
Samasane pakumpulan
Gonyak-ganyuk nglelingsemi
Tersaji dalam serat Wedhatama
Agar jangan miskin budi pekerti
Padahal meskipun tua dan pikun
bila tak memahami rasa
Tentu sangat kosong dan hambar seperti ampas buangan)
Ketika dalam pergaulan
Terlihat bodoh memalukanTembang Pangkur Buatan Sendiri
Aja maneni yen di nasehati
Budi pekerti kang luhur
Kudu kita tindakna
Iku printah gusti ingkang maha agung
Kanggo sedaya manungsa
Sing urip ing dunyo iki
Isok lan sore padha di sirami
Lan aja lali di pupuk
Kudu sregep ngerawat
Menehi banyu lan pupuk kudu cukup
Dadi tanduran kang endah
Katon seger ora mati
Becik ala kudu di titeni
Menyang isuk golek ilmu
Sekolah sing tenanan
Supaya dadi wong sukses lan berilmu
Susah seneng di rasakna
Kanggo bekal urip iki
Linambaran ati kang kanthi suci
Sasi pasa pari kudu
Rinasa kanthi lega
Dhahar ngunjuk linampahan wanci dalu
Fitri ing wulan riyaya
Ana bebrayan puniki
Tan saranta nuruti hardengati,
Satata tansah tinemu,
Kataman martotama,
Kadarmaning narendra sudibya sadu,
Wus mangkana kalih samya,
Sareng manguswa pada ji.
Njaga adat lan aturan kang aji
Gamelan, batik lan lagu
Bisa dadi warisan
Supaya bisa dijaga anak putu
Supayane ora ilang
Menika budaya Jawi
Bisa angerteni budi pekerti
Papan bisa nggo sinau
Wayah esok Lan awan
Ngrungoake perintahe marang guru
Lan bisa ngerti agama
Agama kang migunan
tembang sing paling gampil yaiku mijil
Gatra ora luweh pitu
Luweh sako sekawan
Sing paling bener gatrane enem iku
Gatra ora keno salah
Sebab gatra iku penting
Hanaca diwulu dadi hinici
Ra disuku dadine ru
Ngawe ng ngowo cecak
Mateni huruf iku kudu dipangku
Ngawe r kudu di layar
Terakhire iku lungsi
Mandek ing wilayah pantai gading
Amarga kebelet tuku
Oleh-oleh jakarta
Kaya dene kaos, jaket lan sepatu
Supaya dadi kenangan
Lan ngerti yen wis ing mriki
Supaya dadi anak luweh becik
Ora kok seneng ganggu
gangguni kanca kanca
Dadio bocah sing manut lan sing lugu
Ora kok dadi nakal
Amrih besok diajeni
Sangsayarda denira cacariwis
Ngandhar-ngandhar angendukur
Kandhane ora kaprah
Saya elok alangka longkangipun
Si wasis waskitha ngalah
Ngalingi marang sipinggingContoh Tembang Macapat Pangkur Tema Budi Pekerti
Pan ketemu ing laku lawan linggih
Solah muna-muninipun
Pan dadi panengeran ingkang
Kang pinter kang bodho miwah kang luhur
Kang sugih lan kang melaarat
Tanapi manusia singgih
(Tembang pngkur yang diceritakan)
Lelabuhan kang kangge wong urip
(Pengabdian yang berguna untuk orang hidup)
Ala lan becik punika
(Jelek dan baik itu)
Prayoga krawuhana
(Sebaiknya kamu ketahui)
Adat waton punika dipun kadulu
(Adat istiadat itu hendaknya dilaksanakan)
Miwah ingkang tata krama
(Juga yang berupa tata krama)
Den kaesthi siyang ratri.
(Dilaksanakan siang dan malam)Contoh Tembang Macapat Pangkur Tema Kesehatan
Tegese kudu ngrawat lan ngurusi
Sukur yen sregep nyapu
Yen akeh sampah nglerah
Tandane kowe wis ora tau krungu
Maran pitutur kang mulya
Pitutur kanggo nglestariContoh Tembang Pangkur Buatan Sendiri Tema Corona
Corona ku virus sing mateni
Jaganen awakmu iku
Supaya awak kuat
Patuhi protokol kesehatan iku
Supaya awakmu sehat
Suntik awak nganggo vaksinIsi Tembang Pangkur
Amanat tembang pangkur
Sasmitane Tembang Pangkur
Gancaran Tembang Pangkur
Cara Membuat Gancaran
Contoh Gancaran
Ing becike liyan dipunsimpeni
Becike dhewe ginunggung
Kinarya pasamuan
Nora ngrasa alane dhewe ngendhukur
Wong mangkono wateknya
Nora kena denpedhakiKumpulang Soal dan Jawaban Materi Pangkur
Terimakasih! Artikelnya sangat bermanfaat
Binging